“Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: Besar dan ajaib segala pekerjaanMu, ya Tuhan, Allah, Yang Maha Kuasa! Adil dan abenar segala jalanMu, Ya Raja segala bangsa.” (Wahyu 15:3)
I. PENDAHULUAN
Siapa dari antara kita yang suka menyanyi? Adakah dari antara kita yang tidak pernah menyanyi dalam satu hari? Saya yakin tidak ada!! Masing-masing kita suka menyanyi, tidak jadi masalah apakah suara kita baik atau kurang baik, yang pasti semua kita suka menyanyi dan tidak ada satu hari yang kita lewati tanpa nyanyian.
Tahukah anda bahwa menyanyi tidak dapat dipisahkan dengan para malaikat, bahkan menyanyi juga tidak dapat dipisahkan dengan umat tebusan. Suatu kali nanti doa akan berakhir tetapi nyanyian akan kekal untuk selama-lamanya.
Mari kita baca kembali ayat inti renungan kitakali ini,
Wahyu 15:3
“Dan mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: Besar dan ajaib segala
Pada saat umat tebusan nanti berkumpul bersama di “tepi lautan kaca” (Wahyu 15:2), kita tidak akan melihat seorang pemimpin nyanyian berkata: “Mari kita bernyanyi dari Lagu Sion No. 123, dan kita akan nyanyikan ayat 1, 2, 3 dan ke 4” Hal itu tidak akan tejadi, sebab Nyanyian yang akan dinyanyikan oleh umat tebusan itu adalah “Nyanyian Pengalaman,” sama seperti bangsa Israel menyanyikan pengalaman perjalanan mereka dari Mesir ke Tanah Perjanjian setelah mereka menyeberangi Laut Merah. Tidak akan diperlukan bentuk nyanyian yang tertulis, sebab ini adalah merupakan nyanyian kelepasan, nyanyian kemenangan, yang akan dinyanyikan oleh semua umat tebusan yang telah berhasil mengalahkan “Babilon yang besar itu.”
Mereka yang akan menyanyikan Nyanyian Musa dan Nyanyian Anak Domba itu adalah orang-orang yang telah diselamatkan dari bahaya, kejahatan, kesusahan, rintangan, kekerasan, pergumulan, penganiayaan yang berat sementara mereka hidup di dunia ini, namun tetap setia kepada TuhanNya. Mereka adalah orang-orang yang telah disucikan Allah.
A. Mengapa Nyanyian Musa dan Nyanyian Anak Domba
Alkitab mengatakan bahwa nyanyian yang akan dinyanyikan oleh umat tebusan itu kelak ialah Nyanyian Musa dan Nyanyian Anak Domba! Suadara, mengapa harus Nyanyian Musa dan Nyanyian Anak domba yang akan menjadi nyanyian umat tebusan Allah, tentu tabiat dan pengalaman Musa dan Anak Domba ada yang sangat istimewa untuk diteladani, sehingga kehidupan mereka diangkat menjadi lagu tema umat tebusan. Tabiat dan pengalaman Musa haruslah merupakan tabiat dan pengalaman orang-orang yang ingin bergabung dengan umat tebusan untuk menyanyikan nyanyian Musa dan Nyanyian Anak Domba itu.
Berbicara mengenai pengalaman bangsa Israel, Alkitab berkata: “Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, dimana zaman akhir telah tiba,” 1 Korintus 10:11
Saudara pembaca yang saya kasihi, ada pelajaran yang akan kita pelajari dari kehidupan Musa, yakni pelajaran dalam hal “tabiat” Dengan mempelajari tabiat Musa akan mempermudah kita untuk menguasai dan memahami Nyanyian Musa dan Nyanyian Anak Domba yang akan menjadi lagu tema umat tebusan Allah nanti.
Secara pribadi, Musa adalah salah seorang idola saya dalam Alkitab Perjanjian Lama, selain Abraham dan Yakub. Ada banyak yang ingin saya pelajari dan miliki dari dalam diri Musa. Dan tahukah saudara, bahwa setiap bait dari nyanyian Musa itu adalah merupakan rincian dari tabiat dan pengalaman Musa yang harus dimiliki oleh umat-umat tebusan Allah.
B. Bait-bait Nyanyian Musa
Biasanya setiap nyanyian punya bait (ayat). Nyanyian Musa juga terdiri dari beberapa bait dan masing-masing bait menggambarkan tabiat Musa yang perlu kita teladani. Tentu kita tidak mengetahui dengan pasti apa isi dari setiap bait dari nyanyian Musa itu, sebab buku Wahyu sendiri tidak menuliskan bait itu, dan memang tidak perlu dituliskan, karena nyanyian itu adalah nyanyian pemangalaman yang harus dialami sendiri oleh umat-umat tebusan.
Dalam tulisan ini izinkanlah saya mengusulkan 9 bait nyanyian Musa berdasarkan pengalaman kehidupan Musa menurut catatan Alkitab.
Tetapi sebelum mempelajari bait-bait Nyanyian Musa itu, saya ingin mengajak saudara untuk melihat awal-awal hidup Musa. Musa dididik oleh seorang ibu dan ayah yang sangat istimewa, Yokebed dan Amran. Saya pikir selain Maria ibu Yesus, Yokebed adalah seorang ibu yang sangat berpengaruh bagi orang Ibrani.
Yokebed selalu menyerahkan hidupnya kepada Allah. Dia menyembunyikan bayinya Musa untuk kurang lebih 3 bulan lamanya, tetapi dia tahu pasti ada batasnya untuk menyembunyikan Musa. Akhirnya suatu keputusanpun diambil, Musa diletakkan di sebuah keranjang kecil tahan air dan kemudian menempatkannya di balik rerumputan di tepi sungai Nil, sehingga dia tidak dihanyutkan oleh arus air sungai itu. Dari kejauhan Maria, kakak Musa melihat dan memperhatikan dengan seksama keranjang tempat Musa itu.
Saudara, apakah kira-kira yang dilakukan oleh Yokebed sementara Musa ditempatkan di sungai itu dan Maria mengintai dari kejauhan. Apakah saudara rasa dia sedang membuang-buang waktunya dengan ibu-ibu Ibrani lainnya untuk menggosip? Saya kira tidak, saya yakin dia sedang sungguh-sungguh berdoa kepada Tuhan agar Tuhan menjaga Musa.
Saya pastikan juga bahwa Maria sedang berdoa pada saat dia mendengar dari kejauhan bahwa putri Firaun Hatshepsut dan rombongannya mendekati tempat Musa disembunyikan dan kemungkinan doanya ialah: “Tuhan, jangan biarkan mereka mendekati tempat adikku Musa.”
Saudara pernahkah saudara berdoa dan jawaban doa itu bertentangan dengan apa yang saudara harapkan? Inilah yang terjadi dengan Maria, sebab Allah sedang menjawab doanya yang bertentangan dengan apa yang diharapkannya, sebab Allah menjawab doa dengan caraNYA sendiri. Gantinya Allah menjauhkan Hatshepsut dari Musa malah Dia membawa Hatshepsut , puteri Firaun itu kepada keranjang Musa dan bahkan mengambil dan membawa Musa ke istana Mesir.
Mungkin kita masih mengingat bagaimana Yokebed kemudiann mendidik Musa dalam waktu singkat (12 tahun) sehingga menjadikan Musa menjadi manusia besar dan menjadi pemimpin bangsaNya. Dan waktu yang singkat 12 tahun inilah yang menjadi dasar pembentukan tabiat Musa. Yokebed menggunakan setiap waktunya dengan teliti untuk mengajar dan mendidik Musa. Ellen White berkata: “The pattern of your child’s life is largerly set by the time he is seven” (Education 193,194)
Saudara, sekarang marilah kita perhatikan bait-bait dari Nyanyian Musa:
2. Kesabaran:
Masih ingat bagaimana Musa kehilangan kesabarannya lalu membunuh seorang Mesir? Allah sebenarnya saat itu sangat memerlukan seorang pemimpin, tetapi ternyata Musa belum siap untuk menjadi seorang pemimpin. Sehingga Allah menempatkan Musa di padang belantara untuk menggembalakan domba untuk melatih kesabarannya untuk jangka waktu yang lama sampai akhirnya dia benar-benar siap untuk menjadi seorang pemimpin besar.
Musa harus menjadi seorang yang sabar sebelum dia menjadi seorang pemimpin. Perlu kesabaran agar dapat menjadi pemimpin yang baik! Allah ingin untuk menjadikan saudara menjadi pemimpin di dalam keluargamu, di rumah tanggamu, di gereja, di tengah-tengah masyrakat, di dalam bisnis, ya bahkan ditengah-tengah bangsamu. Tetapi sebelumnya kita perlu menjadi sabat, Patience is must!
“Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatanganNya.”
Bahkan rasul Yakobus juga menekankan pentingnya kesabaran bagi umat-umat Allah, dalam Yakobus 5:7,8
“Karena itu saudara-saudara bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan. Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi. Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat.”
Apa yang dimaksud dengan kesabaran? Kesabaran berarti tahan lama menderita dibawah hasutan (provokasi), teguh dibawah situasi yang menakutkan, kuat (tahan) terhadap apa saja yang menimpa. Jadi sabarlah terhadap orang lain, terhadap dirimu sendiri, terhadap Allah dan caranya dalam mengizinkan segalanya terjadi di dunia ini. Sabarlah saudara!!
3. Kemauan Untuk Melakukan Dengan Tepat Apa Yang Dikatakan oleh Allah
Masih ingat tentang cerita rumput yang terbakar tetapi tidak hangus? Pada peristiwa itu Allah
memberikan kesempatan yang lain Musa untuk menjadi pelayan Allah dan pemimpin bangsa
Israel. Musa berkata, “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara.” Tetapi Tuhan berkata kepadanya: “Siapakah yang membuat lidah manusia…” Ya, Tuhanlah! Nah, apakah Aku tidak bisa bersama-sama dengan lidahmu? “Apakah yang ditanganmu itu, Musa? Oh, ini tongkat Tuhan; Tuhankan tahu aku selalu menggunakan ini untuk domba-domba di padang belantara.”
Lemparkanlah itu ke tanah! Musa melakukan seperti yang diperintahkan Tuhan, tiba-tiba saja tongkat itu kini berubah menjadi ular!! Musa sudah sering melihat ular di padang belantara Midian, tetapi dia tidak pernah melihat ular seperti ini sebelumnya. Kemudian Allah berkata kepada Musa, “Musa, peganglah ekor ular itu.”
“Tidak Tuhan, mana mungkin aku memegang ekor ular itu? Nanti kalau aku memegang ekornya kan aku akan dipatuk? Tuhan, biasanya kalau aku menangkap ular, aku selalu memegang leher atau kepalanya.” Apakah begitu jawaban Musa pada saat Allah menyuruhnya untuk menangkap ekor ular itu? Wow...Tidak!! Alkitab tidak mencatat jawaban Musa pada saat Allah menyuruhnya untuk menangkap ekor ular itu. Kemudian cerita itu mengatakan bahwa Allah menjadikan tongkat itu menjadi satu alat untuk memimpin bangsa Israel dalam perjalanan keluar dari Mesir ke tanah Kanaan.
4. Iman Untuk Menghadapi Yang Tidak Mungkin
Masih mengingat suatu peristiwa dimana bangsa Israel kekurangan air? Allah menyuruh Musa untuk mengumpulkan bangsa itu dekat suatu batu karang yang cukup besar. Dari batu itu kemudian akan keluar air yang cukup untuk mencukupi rasa haus bangsa itu. Apakah saudara pernah melihat air keluar dari batu ditengah-tengah padang pasir? Apakah saudara punya cukup iman terhadap Allah untuk meyakini akan setiap hal yang telah dijanjikanNya?
5. Teguh dalam Kebenaran
Pada saat Musa berada di gunung Sinai menerima Hukum Allah, bangsa itu di bawah sana sedang membuat dan menyembah patung lembu emas, mereka katakan “Inilah yang telah membawa kita keluar dari Mesir.” Sulit sekali untuk dapat dimengerti bagaimana bangsa itu bisa berbuat seperti itu. Mereka secara langsung sudah mendengarkan Allah berbicara dari atas gunung, mereka sudah banyak melihat tanda mujizat Allah.
Saat Musa turun dari gunung itu, dan melihat bangsa itu sedang melakukan penyembahan berhala, dia melemparkan batu (hukum) yang telah ditulis langsung oleh tangan Allah itu kepada patung anak lembu emas itu. Kemudian dia menyuruh orang-orang Israel itu untuk meminum abu dari patung anak lembu emas itu. Saudara, apa yang terjadi. Orang yang dikenal paling lemah lembut dan paling sabar di dunia ini dapat juga marah, jika kebenaran dan hukum Tuhan diinjak-injak. Umat Tuhan haruslah menjadi orang yang teguh dalam mempertahankan kebenaran. Saudara ternyata, Kelemahlembutan tidak berarti pengecut dan Kesabaran bukan berarti kelemahan.
6. Mengasihi Umat Tuhan
Sangat mengeherankan sekali bila kita membaca seluruh Alkitab Perjanjian Lama, khususnya Pentateuch (5 buku Musa), sebab di sana saudara tidak akan pernah menemukan catatan yang menuliskan satupun pujian yang diberikan kepada Musa atas apa yang telah dilakukannya untuk Allah dan bangsa Israel. Tidak ada kata-kata penghargaan dan ucapan terimakasih yang disampaikan kepada Musa atas kebaikannya kepada bangsa Israel. Tetapi sebaliknya yang kita tembukan dalam setiap lembaran Kitab Pentateuch itu adalah kritikan, komplain, persungutan, ejekan, celaan, kertakan gigi dan amarah kepada Musa. Betapa kasarnya bangsa itu kepada Musa.
Suatu kali Allah memanggil Musa untuk menghadap Dia di sebuah gunung. Di sana Tuhan mengatakan kepada Musa kejadian yang tidak menyenangkan sehubungan dengan bangsa itu. Allah berkata kepada Musa agar bangsa Israel yang keras tengkuk itu dibumihanguskan saja. Tetapi saudara, Musa berdiri sebagai seorang pengantara untuk bangsa itu. Kisah ini dapat kita baca secara lengkap dalam Ulangan 9. Pada ayat 14 Tuhan berkata kepada Musa: “Biarkanlah Aku, maka aku akan memusnahkan mereka dan menghapuskan nama mereka dari kolong langit; tetapi dari padamu akan Kubuat suatu bangsa yang lebih berkuasa dan lebih banyak daripada bangsa ini.” Saudara, Musa mengasihi bangsa itu meskipun dia hanya mendapatkan komplain, persungutan, kritikan, dan hal-hal yang tidak baik dari bangsa itu. Musa menjawab Tuhan , “tetapi sekarang kiranya Engkau mengampuni mereka itu – dan jika tidak hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kau tulis.” Keluaran 32:32
Oh betapa besarnya tabiat Musa. Hanya Allah saja yang dapat membuat orang seperti Musa yang memiliki tabiat yang cukup mulia, yang rela mengasihi orang yang tidak mengasihi dirinya.
Kehidupan Musa ini mengajarkan kepada kita bahwa “Kita mengasihi orang bukan oleh karena kita dikasihinya. Sebagai umat Allah kita harus mengasihi setiap orang, bukan hanya orang yang mengasihi kita tetapi juga orang yang membenci kita juga harus dikasihi.”
7. Iman Untuk Maju Mengikuti Perintah Allah
Hanya oleh karena bangsa itu gagal memiliki iman untuk mengikuti perintah Allah, maka seluruh generasi orang Israel yang keluar dari Mesir gagal memasuki Kanaan, kecuali Kaleb dan Yosua.
Allah membiarkan bangsa itu berputar-putar di padang belantara itu selama 40 tahun hanya oleh karena mereka gagal dan tidak punya iman untuk mengikuti Perintah Allah, padahal perjalanan Mesir – Kanaan sebenarnya dapat dijangkau dalam waktu kurang lebih 1 minggu, tetapi mereka harus menjalaninya untuk jangka waktu 40 tahun lamanya.
Saudara, barangkali Allah juga membiarkan kita saat ini menjalani padang gurun pengalaman hidup ini oleh karena kita tidak siap untuk maju menuju tanggung jawab yang lebih besar lagi.
8. Penurutan
Kembali peristiwa kekurangan air dialami oleh bangsa Israel. Tapi kali ini Allah menyuruh Musa untuk berbicara kepada batu, bukan memukul batu seperti peristiwa yang pertama. Saudara, batu adalah melambangkan Yesus Kristus. Dia hanya akan disalibkan satu kali saja, itulah sebabnya batu itu kali ini tidak perlu dipukul oleh Musa. Tetapi anehnya Musa justru memukul kembali batu itu, akibatnya Tuhan berkata kepada Musa, “Musa kamu tidak menuruti Aku, Aku tidak akan mengizinkan engkau untuk memasuki negeri itu.”
Saudara pembaca yang terkasih, apakah Allah mengampuni kesalan Musa ini? Jawabnya Ya! Allah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi Musa. Tetapi Musa tidak mengetahui hal itu. Meskipun Musa tidak diizinkan Allah memasuki Kanaan dan membiarkan Musa mati, dia mengalami kebangkitan istimewa dan langsung masuk ke Surga (baca Yudas 9) . Musa tidak menyeberangi sungai Yordan, tetapi sekarang ini dia berjalan di tepi sungai kehidupan. Dia tidak melihat pohon-pohon cedar di Libanon, tetapi dia berdiri di bawah pohon kehidupan di tanah Perjanjian Abadi. Dia tidak memasuki Kanaan duniawi tetapi dia langsung memasuki Kanaan Surgawi.
9. Patuh dan Tunduk Terhadap Kehendak Allah
Ulangan 3:23-26 (baca ayat 26a)
“Tetapi Tuhan murka terhadap aku oleh karena kamu dan tidaklah mendengarkan permohonanku.”
Setahu saya, inilah satu-satunya peristiwa dimana Allah meminta agar seorang manusia tidak usah berdoa. Dalam ayat ini Musa menerangkan bahwa dia tidak menyeberangi sungai Jordan dan memasuki Kanaan bukan demi dirinya, melaikan demi orang Israel. Doa seorang tiadakan , agar bangsa itu diajar untuk menurut.
Beratus-ratus tahun kemudian seorang ibu Ibrani sebelum anaknya tidur, menceritakan kepada anaknya tentang Musa, pemimpin mereka yang sangat ajaib itu, penampilannya, kerendahan hatinya, kekuatannya dan kebaikannya, bersama dengan cerita-cerita ajaib yang mereka alami dalam perjalanan ke Kanaan. Dan kemudian ibu itu akan katakan, oleh karena Musa pemimpin mereka yang sungguh luar biasa itu tidak menuruti Allah, maka dia tidak diizinkan memasuki tanah Perjanjian itu. Kemudian anak Israel itu akan bertanya kepada ibunya, "Ibu seperlu itukah penurutan itu?" Lalu ibunya akan menjawab ya, anakku, perlu sekali menuruti Allah
Saudara, ketidak penurutan adalah sesuatu yang serius. Saudara Penurutan adalah bait yang sangat penting dalam nyanyian Musa.
Setalah memberikan semua instruksi kepada bangsa itu, Musa pergi ke sebuah gunung yaitu gunung Nebo di puncak Pisgah, disana Allah memberikan kepada Musa sekilas pandang mengenai Kanaan. Akhirnya disalah dia mati dan tidak lama kemudian dia mengalami kebangkitan istimewa dan naik ke Surga.
Saudara, gunung Nebo ternyata bukanlah gunung yang terakhir sekali dinaiki oleh Musa, sebab kurang lebih 1.300 tahun kemudian dia juga berdiri di sebuah gunung lainnya bersama-sama dengan Elia dalam peristiwa bukit kemuliaan untuk memberikan dorongan dan semangat kepada Yesus, Anak Allah yang akan menghadapi kematian-Nya di salib.
III. KESIMPULAN
Saudara yang kekasih, apakah Musa salah ketika dia lebih memilih untuk meninggalkan segala kekayaan, kekuasaan, dan penarikan Mesir? Apabila dia memilih untuk tinggal di istana Mesir, saat ini kita pasti akan menemukan mayatnya di salah satu mummi di Kairo, Mesir dimana mayat-mayat Firaun di mummikan. Betapa bedanya keadaan mummi Mesir dengan keadaan Surga yang kini menjadi tempat tinggal Musa.
Saudaraku yang kekasih, tidak heran Nyanyian Musa dan Nyanyian anak domba akan menjadi lagu kebangsaan dan lagu tema bagi setiap umat tebusan itu nanti sesuai dengan Wahyu 15:3. Mengapa? Karena baik Musa maupun Anak Domba atau Kristus sudah mengalami bait-bait yang terdapat didalam nyanyian umat tebusan itu.
Baik Musa maupun Yesus sama-sama lebih memilih meninggalkan tahta demi untuk hidup bersama sama dengan umat Allah. Keduanya mereka memilih untuk hidup miskin demi untuk umatnya. Keduanya mereka menderita demi untuk umatNya. Musa telah menderita oleh karena bangsa Israel badani, Yesus telah menderita oleh karena Israel rohani. Keduanya mereka sama-sama memiliki iman yang kuat dan selalu tunduk kepada Allah Bapa. Keduanya mereka bergantung sepenuhnya kepada keinginan Allah. Keduanya mereka lebih mencintai umat-umatnya dari pada menyayangi dirinya sendiri.
Saudaraku yang kekasih, apakah anda rindu untuk turut serta dalam rombongan koor penyanyi umat tebusan itu? Nyanyian itu tidak untuk dihafal tetapi untuk dialami. Oleh sebab itu, marilah kita mengikuti teladan Musa dan Kritus, memiliki tabiat mereka, agar kita dapat bergabung dengan umat tebusan lainnya dalam menyanyikan nyanyian Musa itu.
Ambillah keputusan untuk memilih menjadi umat Tuhan sekarang ini, pupuklah roh kesabaran, marilah kita mau melalukan persis seperti apa yang Allah katakan, Milikilah iman kepada Allah, tegaslah dalam mempertahankan kebenaran, Kasihilah umat Allah meskipun mereka tidak mengasih anda, Jadilah orang yang suka menurut dan patuhlah kepada firman dan perintah Allah. Kiranya Roh Tuhan menolong kita agar dapat memiliki tabiat yang suci seperti Musa dan Kristus. AMIN