Khabar Baik Buat Laodekia  

Posted by rsagala in


“Barang siapa Ku kasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah.” (Wahyu 3:19)

I. PENDAHULUAN

Selamat bersua kembali dengan tulisan saya. Semoga tulisan ini akan memuliakan nama Allah dan membawa berkat bagi kita semua.

Pada postingan saya sebelumnya, saya telah menyampaikan pekabaran dari mimbar ini dengan judul “Khabar Buruk Bagi Laodekia.” Dan pada saat itu kita telah pelajari bahwa khabar buruk bagi Laodekia itu bukanlah soal suam-suam kuku. Keadaan mereka yang suam itu hanyalah merupakan gejala-gejala dari problema mereka. Problema Laodekia yang sebenarnya adalah bahwa “Mereka tidak dapat melihat diri mereka sebagaimana cara Allah melihat mereka, tetapi walaupun demikian mereka pikir mereka melihat diri mereka sepertai cara Allah melihat mereka. Itulah sebabnya mereka pikir bahwa mereka tidak memiliki kekurangan. Mereka juga berfikir bahwa tidak ada yang salah dalam diri mereka, dan akhirnya mereka menjadi suam-suam kuku.

Pada tulisan saya sebelumnya kita katakan bahwa orang Kristen Laodekia memiliki ciri-ciri yang sama dengan kota Laodekia yang tidak memiliki sumber air yang permanen. Mereka mendapatkan air dari luar kota yang dialirkan melalui pipa yang jaraknya 9 km dari luar kota yang mengakibatkan sumber air hangat diluar kota itu kemudian menjadi suam apabila sudah sampai di kota Laodekia, yang kurang baik untuk diminum dan di masak. Tidak menyegarkan dan tidak baik juga digunakan untuk memasak.

Kita sudah pelajari bahwa orang Kristen Laodekia juga tidak memiliki aliran air hidup di dalam diri mereka, sama seperti apa yang Yesus katakan kepada wanita Samaria di sumur Yakub, bahwa “tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus selamanya. Sebaliknya air yang akan Ku berikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus menerus memancar sampai kepada kehidupan yang kekal.” (Yohanes 4:14). Saudara, orang Kristen Laodekia tidak memiliki air hidup didalam dirinya. Gantinya mereka berusaha untuk langsung minum dari Alkitab air hidup itu, orang Kristen Laodekia bergantung kepada Pendeta dan pengkhotbah terkenal untuk mengisi dirinya dengan firman Allah. Saudara, itulah khabar buruk mengenai Laodekia.

II. ISI

Pada saat ini kita akan mempelajari khabar baik bagi laodekia.

Saudara, setelah adanya terguran yang diberikan kepada Laodekia, “. . .Aku akan memuntahkan engkau dari mulutKu.” (Wahyu 3:16), masih adakah harapan bagi Laodekia dalam kondisinya yang seperti itu? Jawabnya, “Ya, masih ada harapan bagi Laodekia.” Inilah khabar baik itu, yaitu: “Allah merencanakan keselamatan dan penebusan juga kepada jemaat Laodekia. Allah mau agar Laodekia juga selamat.”

Saudara, mari kita buka Alkitab kita dalam Wahyu fatsal yang ke 3. Allah memiliki keyakinan bahwa Laodekia masih dapat disembuhkan, itulah sebabnya Dia memberikan nasehat kepada jemaat Laodekia. Yesus katakan“inilah hal yang perlu engkau lakukan untuk mengalahkan keadaanmu itu.” Nasehat Yesus ini dapat kita baca dalam Wahyu 3:18 “. . . membeli daripadaKu emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.” Dan didalam ayat yang ke 19, Yesus berkata kepada mereka: “Barang siapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar.”

Saudara, Laodekia tidak memandang kasih seperti itu. Laodekia berfikir semuanya istimewa. Laodekia merasa bahwa kasih akan menutupi kelemahan mereka. Mereka berfirkir bahwa kasih hanya akan membuat kita menganggap semuanya baik. Tetapi Allah katakan kepada Laodekia: “Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar.” Saudara, pekabaran seperti ini sangat mengangetkan mereka. Pernyataan keras ini langsung datang dari Dia saksi yang setia dan benar itu yaitu Kristus Yesus. Allah sangat mengasihi kita, sehingga Ia tidak sampai hati membuat kita menjadi orang nomor dua. Dia mau agar kita benar-benar menjadi orang yang terbaik, itulah sebabnya Dia menegor kita bila kita memiliki kesalahan dan kekurangan.

Saudara, sebenarnya bukan Laodekia saja orang yang dikasihi oleh Tuhan yang kemudian mendapatkan suatu teguran yang sangat keras dari Tuhan. Bacaan bersahutan kita tadi, yakni Ibrani 12:5-14 menerangkan bahwa orang Kristen Ibrani mendapat teguran keras dari Tuhan melalui hambanya Paulus. Ayat 5 “Dan sudah lupakah kamu akan nasehat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: Hai anakku, jangan anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkanNya; ayat 6 “karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya, dan Ia menyesah orang-orang yang diakuinya sebagai Anak.” Saudara kembali dalam ayat ini ditegaskan bahwa “Barangsiapa yang Kukasihi, ia Kutegur dan Kuhajar.”

“Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Dimanakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? (Ibrani 12:7)

Menurut Paulus seorang anak yang resmi wajib mendapatkan disiplin dan pengajaran dari orangtuanya. Dan bilamana kita mendapatkan disiplin dan pengajaran dari Alllah, itu berarti adalah merupakan khabar baik, karena itu berarti bahwa Dia memperlakukan kita seperti anakNya sendiri, bukan seperti orang asing.

Jadi khabar baik buat Laodekia itu ialah bahwa Allah masih tetap menganggap Laodekia itu sebagai seorang anakNya, meskipun Dia nyaris memuntahkannya dari mulutNya. Dengan kata lain masih ada pengharapan bagi Laodekia. Mari kita baca Ibrani 12:9 “Selanjutnya dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran; dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusanNya.”

Saudara, Allah tidak menghajar dan mendisiplin kita untuk memuaskan diriNya, tetapi Dia mendisplin kita agar kita “beroleh bagian dalam kekudusanNya.” Kalau kita mau memiliki kesucianNya maka kita harus tunduk kepada pengajaranNya.

Ibrani 12:11 selanjutnya mengatakan: “Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan suka cita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.”

Illustrasi: Tiram mutiara !

Saudara, Paulus berkata bahwa pengajaran atau disiplin menghasilkan kebaikan, tetapi memang pada saat kita melalui disiplin itu biasanya sangat menyakitkan. Tetapi sama seperti yang disebutkan oleh para atlit dan pelatih mereka dalam setiap pertandingan: “No pain, no gain.”

Jika kita memang mau mengalahkan sifat-sifat buruk Laodekia, kita sangat memerlukan disiplin bahkan kita harus siap menderita olehnya. Saudara, Laodekia tidak menghendaki disiplin, mereka tidak mau mengalami susah, sakit dan penderitaan. Pada umumnya kita suka rasa aman, bebas dari susah. Tapi ada satu hal yang perlu kita ingat pada siang ini, yakni “No pain, no gain.”

Kembali kepada kitab Wahyu 3:18, Yesus memberikan nasehat kepada Laodekia agar mereka beusaha untuk mendapatkan 3 hal, pertama “membeli daripadaKu emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya.” Saudara jika kita membuka surat 1 Petrus 1, rasul Petrus menyebutkan bahwa pada saaat itu orang Kristen sangat menderita aniaya dia berkata dalam ayat 6,7: “Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu harus seketika harus berduka cita oleh berbagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu - yang jauh lebih tinggi nilainya dari emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api - sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diriNya.”

Saudara, dalam ayat ini Petrus membandingkan iman kita kepada emas yang tekah melewati api yang memurnikannya.

Yesus katakan kepada jemaat Laodekia, bahwa “kamu memerlukan iman yang telah diuji didalam api. Saudara, Laodekia belum pernah mengalami penderitaan oleh karena Yesus. Mereka itu bagaikan benih yang didalam perumpamaan itu jatuh kepada tanah yang berbatu, yang kemudian bertumbuh dengan suka cita yang besar. Mereka mengasihi Yesus; tumbuh cepat bagaikan benih itu. Akan tetapi akarnya tidak atertanam jauh di dalam. Sehingga bilamana matahari sangat begitu terik dan panas maka tanaman yang bertumbuh segar itu akana mati oleh karena akarnya tidak tertanam jauh kedalam tanah. Laodekia perlul memiliki akar yang dalam, Laodekia perlu memiliki Kristus, sehingga mereka tahan menderita aniaya dan kesusahan.

Sekarang, bagaimana kita bisa melakukan hal ini? Ini berarti bahwa kita harus berhenti untuk bergantung kepada kesenangan kita saat ini dan kita ahrus lebih banyak bergantung kepada Kristus.


Ini berarti bahwa kita harus meninggalkan caara hidup keduniawian dan bergantung kepada cara hidup Kristiani, baik dalam hal berpakaian, life style, makanan, pekerjaan, bacaan, musik, dll. Itu berarti bahwa kita harus lebih memberikan banyak waktu untuk mempelajari Alkitab, sehingga kita dapat memberikan jawaban terhadap orang-orang yang bertanya kepada kita sehubungan dengan gaya hidup kita yang berbeda dengan mereka. Sehingga kita betul-betul menjadi kaya dalam hal rohani sesuai dengan pandangan Allah bukan sesuai dengan pendapat atau perasaan kita.


Hal yang kedua yang Yesus katakan agar kita beli daripadaNya ialah : “pakaian putih . . . agar ketelanjangan kita yang memalukan itu tidak kelihatan.”

Sebelumnya kita pelajari bahwa Laodekia merasa bahwa mereka memakai kebenaran Kristus, tetapi Allaha berkata “Tidak, kamu tidak memakai kebenaran Kristus.” Saudara, keadaan seperti ini sangat berbahaya sekali, merasa bahwa semuanya baik-baik saja padahal sebenarnya tidak demikian. Apa model pakaian Laodekia, warna apa? Laodekia sangat dikenal dengan pakaian hitamnya. Mengapa pada umumnya di Laodekia itu pakaian berwarna hitam. Menurut Steven Bauer, jika kita menyelang air hangat melalui pipa yang 9 km jaraknya, maka akan banyak didapai Calcium Carbonat yang membuat pipa itu bisa tersumbat sehingga mereka berusaha untuk membuka pipa-pipa yang tersumbat itu agar air itu terus mengalir dari pipa itu. Jika kita mencuci pakaian dengan menggunakan air seperti itu, bagaimana akhirnya pakaian kita jadi apa warnanya? Keabu-abuan atau kuning keabu-abuan!! Tidak heran kalau di Laodekia itu hampir tidak ada pakaian yang berwana putih. Air yang telah mengalami polusi itu tidak memungkinkan untuk memiliki pakaian putih. Jadi orang-orang laodekia menyesuaikan model atau warna pakaian mereka agar sesuai dengan keadaan air di tempat mereka. Saudara, orang Kristen Laodekia memiliki kecenderungan untuk menyesuaikan Teologi sesuai dengan pengalaman buruk mereka gantinya menyesuaikan pengalaman kepada firman Allah.

Sehingga akhairnya, Allah mengajurkan kita untuk membeli daripadanya pakaian putih dan tidak mengkopromikan iman dan standard kita dengan kelemahan manusia. Dia mengajak kita untuk bangun di dalam Kristus. Dia mengajak kita untuk kuat didalam Kristus.

Saudara, itulah sebabnya mengapa pertobatan itu sangat penting sekali. Karena kita cenderung untuk menyesuaikan teologi dengan pengalaman kita. Jadi jika kita tidak benar-benar bertobat maka kiat akan menyesuaikan teologi dengan pengalaman buruk kita. Akhirnya kita akan berfikir bahwa “hitam” adalah merupakan model yang sedang “trend”

Tetapi Kristus berkata: “bukan, bukan pakaian yang hitam... kamu memerlukan pakaian yang putih dan kamu harus menggali air yang dapat memberikan warna putih terhadap pakaianmu.” Saudara, ini adalah merupkan suatu issue yang penting sebab, orang yang memiliki pakaian putih yang disebutkan kepada jemaat Sardis dalam Wahyu 3:5 mereka-mereka itu telah tertulis namanya di dalam buku kehidupan. Mari kita baca Wahyu 3:5 “Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya darui kitab kehidupan .. .” Pakaian putih dalam Wahyu 19:8 adalah menggambarkan perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus. Menurut Wahyu 7:14 pakaian mereka itu putih oleh karena darah Anak Domba itu. “Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah anak domba. Wahyu 7:14, ini ditulis dalam konteks penganiayaan dan penderitaan. No pain, no gain.

Saudara, Laodekia harus berusaha untuk meninggalkan doktrin modern sekarang ini yang mengatakan bahwa dalam diri manusia itu ada diwariskan “kebaikan” dan jika kita mengikuti “ego” kita dengan benar, maka kita akan dapat berbuat baik. Kita harus menggantikan doktrin itu, kita harus katakan bahwa “hati manusia”, hati saudara dan hati saya adalah penipu, jahat sehingga kita perlu mengalami kelahiran dan pembaharuan rohani setiap hari. Kesadaran akan keadaan manusia ini membawa kita kepada pelunya untuk mendapatkan “minyak pemulamas mata, supaya kita dapat melihat.”

Mengapa Allah menasehatkan kita untuk mendapatkan minyak pelumas, yang berguna untuk membantu kita untuk dapat melihat? Saudara Allah memberikan nasehat ini karena memang kita tidak bias melihat, kita lebih sering lari kepada dunia untuk meminta pertolongan gantinya lari kepada firman Allah. Dan sekirnyapun kita lari kepada Alkitab, kita berfikir bawha nasehat firman Allah itu diaplikasikan untuk orang lain buukan untuk diri kita, karena memang kita telah buta. Saudara, apa yang dapat membuka mata kita yang buta ini? Tidak lain adalah Roh Kudus. Mari kita baca Yohanes 16:7,8 “Namun benara yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman.” Apa artinya menginsyafkan dunia akan dosa dan kebenaran? Artinya yaitu Roh itu akan menginsyafkan kita mana yang benar dan mana yang salah. Apa artinya menguinsfafkan kita akan penghakiman? Artinya dia menyadarkan kita bahwa akan ada waktunya dimana setiap orang akan diha dapkan dengan pengadilan. Setiap orang akan dihakimi menurut apa yang mereka perbuat dan katakan. Masing-masing akan dihakimi dihadapan Allah, semua harus mempertanggung jawabkan perbuatannya. Mari kita baca Pengkhotbah 12:14

“Karena Allah akan membawa setiap perbuatan kepengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.”

Saudaraku, sangat ironis sekali bahwa gereja yang hidup pada zaman penghakiman, Laodekia tidak mau mendengar tentang adanya penghakiman. Karena mereka memang buta, tidak dapat amelihat akan hal ini, itulah sebabnya jemaat Laodekia perlu Roh Kudus yang akan mengingatkan kita akan dosa, kebenaran dan penghakiman.


Saudara, tanda bahwa Roh Kudus itu sedang bekerja bukanlah ditunjukkan melalui tanda-tanda dan muzijat melainkan melalui adanya “kayakinan,” atau conviction.

Illustrasi:

Seorang wanita yang menghadiri seminar Wahyu, setia berbakti di gereja Advent sudah 15 tahun tapi belum juga mau menyerahkan diri. Sampai akhirnya Roh Kudus meyakinkan dia dan diapun dibaptis.

ROH KUDUS.... DIALAH YANG MEYAKINKAN.

Saudara, Laodekia memerlukan keyakinan untuk membukakan matanya yang buta dan yang tidak dapat melihat itu. Jika mata kita sudah terbuka, maka jangan melihat bagaimana firman itu dapat diaplikasikan kepada tetangga dan kepada orang lain, tetapi lihatlah bagaimana firman itu dapat diaplikasikan ke dalam diri kita sendiri. Sebab sebelum saya dapat mengalahkan raksasa dari tempat lain saya harus lebih dahulu dapat mengalahkan raksasa yang ada didalam diri saya. Itulah sebabnya Yesus berkata kepada Laodekia, agar Laodekia bertobat.

Saudara apa aartinya bertobat? Pertoabatan Alkitabiah berarti betanggung jawab atas pilihanmu. Pertobatan Alkitab berarti “mengakui kesalahan dan tidak akan mengulanginya kembali.”

Ada 2 bahasa Ibrani yang menggambarkan mengenai pertobatan:

(1) na'ham artinya to be grieved (berdukacita atau bersedih). Kata inilah yang biasanya diterjemahkan sebagai “bertobat.” Kata ini sering dipakai kepada Allah, misalnya: “Allah menyesal telah menciptakan manusia, sehingga Ia mendatangkan air bah.”

(2) shuwb, biasanya diterjemahkan menjadi to turn or to return (berbalik). Arti harafiahnya berbalik untuk datang kembali. Dan kadang kala Allah menggabungkan kedua kata Ibrani ini dalam panggilannya kepada bangsa Israel, Dia mau agar Israel na'ham (berduka), dan shuwb (berbalik dan kembali kepada Allah). Poinnya adalah bahwa pertobatan bukan hanya sekedar perasaan sakit pikiran atau menyesal. Tetapi petobat itu adalah perobahan pikiran. Esau mencari pertobatan sampai dia menangis tetapi dia tidak menemukannya. (Ibrani 12:16) pkirannya merasa sakit, dia menyesal tetapi dia tidak bertobat. Pertobatan yang benar bukan hanya menyesal atau merasa sakit pikiran tetapi pertobatan yang benar adalah perubahan pikiran. Saudara, Laodekia sangat senang terhadap batasan . . . "Oh, kita memerlukan pembaharuan. Oh, saya sangat hancur . Oh, Saya, saya, saya..." Kita tidak membicarakan Yesus dan kemujarabannya.

Saudara, mari kita melupakan kelemahan kita dan mari kita memuliakan Allah dalam kekuatanNya. Pertobatan adalah perobahan pikiran, suatu komitmen baru, meninggalkan perbuatan-perbuatan lama, dengan Anugrah dan pertolongan ALLAH.


Dalam Perjanjian Baru kata pertobatan
(metanoia) berasal dari 2 kata yaitu kata: meta - artinya again (lagi), dan kata noew - artinya to perceive, to conceive (merasa, memahami). Jadi pertobatan adalah merupakan proses intelektual. Bertobat berarti memiliki kefahaman akan sesuatu; memiliki pengertian akan sesuatu. Itu adalah merupakan suatu pengertian yang baru, atau suatu mind-set yang baru.


Kristus berkata dalam Lukas 5:32 “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.” Pertobatan adalah merupakan gayaatau cara hidup. Hal itu adalah merupakan sifat atau tabiat dari orang yang diselamatkan. Pertobatan adalah suatu sikap untuk menyerahkan cara penilaiaan saya kepada cara Allah menghakimi. Pertobatan bukan memberitahukan keadaan kita kepada Allah tetapi membiarkan Dia untuk memberitahukan kepada saya bagaimana keadaan saya yang sebenarnya.

Saudara, ada dua janji yang Yesus berikan kepada Laodekia jika mereka amau bertobat.

Pertama, Wahyu 3:20
“Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk; jikalau ada aorang yang mendengar suaraKu dan membukakan pintu . . ." Saudara lihat, Laodekia tidak bisa melihat kalau Kristus berada di luar Gereja. Kristus berusaha untuk masuk kedalam gerejaNya. Sama seperti air itu ada diluar demikian juga Kristus Dan khabar baiknya ialah: “Jika saudara membukakan pintu, Dia akan masuk. Dia tidak peduli betapa beranatakannya rumah itu. Dia datanga bukan untuk melihat keadaan rumah itu. Dia datang untuk melihat saudara. Oleh sebab iotu mari kita buka pintu dan mempersilahkan dia masuk. Janganlah kita seperti Rodha, pada saat Petrus mengetuk pintu dia begitu terharu sampai-sampai dia lupa untuk membukakan pintu buat Petrus. Dia membiarkan Petrus diluar dan dia lari ke dalam. Khabar baik! Petrus ada di luar. Kristus datang untuk mengetuk hati kita, Kristus sedang mengetuk hati saya! Kita lupa untuk membukanya. Marilah kita membuka pintu hati kita dan membiarkan Kristus masuk kedalam hati kita sehingga kita dapat mengadakan fellowship dan bersahabat dengan dia.

"Barangsiapa menang." (Wahyu 3:21) Ini juga merupakan suatu khabar baik. Kita tidak hidup dibawah injil yang kalah, tetapi kita hidup dalam injil yang menang. Bersama dan memalui Krisstus kita lebih dari sekedar pemenang.

Saudara-saudara, saya senang sebab Allah berkata “kepada dia yang telah menang” sebab ahal ini memberikan pengharapan kepada saya bahwa saya akan dapat menang” Dan kemenangan ini akan membuat saya memperoleh “mahkota kemenangan”. Oleh sebab itu marilah kita berdiri teguh, berusaha dengan anug rah dan pertolongan Kristus bahwa kita dapat menang mengalahkan sifat Laodekia dalam diri kita, dan pada akhirnya kita akan mendapat kehidupan kekal. Marilah kita membuka pinta hati kita kepada Kristus, jangan menyerah, Kristus saat ini sedang mendisiplin kita, dia sedang menghajar kita sebab kita adaalah anakNya. Ini dilakukannya oleh sebab dia mengasihi kita dan untuk kepentingan kita sehingga kita dapat menjadi pemenang, inilah khabar baik itu.

This entry was posted on Minggu, 03 Agustus 2008 at 12.30 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 komentar

Posting Komentar