Salah satu lembaga yang pertama sekali dibentuk oleh Allah, si pencipta alam semesta ini adalah lembaga perkawinan, selain lembaga hari Sabat. Perkawinan yang pertama antara nenek moyang manusia, yaitu Adam dan Hawa langsung dipimpin oleh Allah. Dialah yang menyerahkan Hawa untuk dinikahkan dengan Adam. Allah mau agar kesucian lembaga pernikahan itu dijaga sepanjang masa.
Dengan semakin berkembang pesatnya dosa dan kejahatan, maka virus-virus yang berusaha untuk merongrong lembaga pernikahan yang didirikan Alah itupun semakin menjamur dan merajalela. Ada banyak virus yang dapat dijadikan alasan untuk ”bercerai” dan membuat rumah tangga yang didirikan itu hancur berantakan. Dalam tulisan ini penulis tidak berusaha untuk mencari tahu ”trojan” yang biasanya merusak ”pernikahan,” tetapi justru penulis akan mengetengahkan unsur-unsur penting yang dapat mempertahankan kebahagian dalam rumah tangga.
Semua kita menyadari bahwa bersamaan dengan bertambahnya masa, statistik perceraianpun semakin bertambah, baik itu di Amerika, di Indonesia dan bahkan dibelihan dunia lainnya. Untuk mengetahui dengan jelas mengenai statistik perceraian di dunia, silahkan mengunjungi www.divorcemag.com/statistics/statsWorld.shtml
Anehnya, perceraian itu tidak hanya terdapat di kalangan orang-orang yang tidak beragama, atau dikalangan orang-orang yang non Kristen. Saat ini malah sering terdengar perceraian diantara orang-orang Kristen dan bahkan anggota gereja Masehi Advent Hari ketujuh. Seakan-akan perceraian itu sudah merupakan ”mode” yang memang harus diikuti supaya jangan disebut sebagai seorang yang ”ketinggalan zaman.”
Banyak keluarga-keluarga kita saat ini yang terancam dan nyaris dilanda tsunami ”perceraian.” Berbagai macam alasan klasik dicari supaya niat untuk bercerai itu muncul. Haruskah bercerai? Pelajaran Sekolah Sabat triwulan lalu, yang membahas tentang Hosea dan Gomer, adalah merupakan jawaban yang tepat. Apapun alasannya, perceraian bukanlah merupakan jalan yang terbaik.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak kita ingini muncul dalam rumah tangga kita, dan untuk menimbulkan rasa ”puas” dalam rumah tangga kita, berikut ini saya berikan 5 formula penting yang harus ada dalam rumah tangga kita.
Adapun ke 5 (lima) faktor yang dapat membuat perkawinan “Memuaskan.” itu ialah:
1. Komitmen
Jika dua orang tidak terikat kuat satu sama lain, maka perkawinan mereka cepat atau lambat akan berantakan dan putus di tengah jalan. Kepercayaan atau sikap saling percaya adalah merupakan pondasi bagi suatu perkawinan yang baik, dan kepercayaan dimulai dengan adanya satu komitmen.
Masing-masing suami dan istri harus mengetahui bahwa sebagai satu pasangan suami dan istri harus merasa terikat satu sama lain dengan perkawinan. Janji perkawinan yang kita ucapkan dalam acara pemberkatan nikah kita yang kita terima dari Pendeta yang memberkati kita, berbunyi "apakah dalam keadaan baik, ataupun tidak, dalam kemakmuran ataupun kemiskinan, waktu sakit ataupun sehat, kamu akan mengasihi, memelihara bahkan hingga kematian memisahkan."
Janji itu adalah merupakan komitmen yang benar. Suami-istri harus memiliki komitmen untuk tidak menggunakan kata "perceraian." Suami-istri harus secara total terikat dengan kejujuran, kesetiaan, dan cinta yang kekal.
2. Komunikasi
Tanpa komunikasi, maka setiap tim akan berada dalam bahaya. Rumah tangga atau perkawinan adalah merupakan satu tim. Misalnya saja kita memerlukan 1 kg minyak goreng untuk keperluan di rumah, tetapi kita tidak memperbincangkan siapa yang akan membelinya, maka resikonya bisa jadi di rumah kita akan ada 2 kg minyak goreng atau tidak ada minyak goreng sama sekali.
Penting sekali untuk berkomunikasi, untuk menyatakan pikiranmu, gagasanmu, rencanamu, dan pendapatmu secara regular. Kita juga harus komunikasikan perasaan kita, bakan frustrasi yang kita sedang alami, ketakutan dan sukacita yang ada didalam hatimu.
Seorang penulis yang bernama H. Norman Wright berkata "komunikasi adalah merupakan kunci untuk dapat memahami satu sama lain dan membuat anda tumbuh semakin dekat. Bilamana komunikasi semakin berkurang, maka hubungan mu akan semakin dingin, semakin jauh, dan semakin tidak memuaskan.
Gereja kita telah merancang satu waktu untuk mengadakan komunikasi antar sesama anggota keluarga dan komunikasi kepada Tuhan, yakni melalui mezbah keluarga atau kebaktian keluarga, baik Pagi Hari maupun Sore/malam hari. Jangan pernah melupakan pentingnya mezbah keluarga ini di dalam rumah tanggamu, kalau anda mau Rumah Tangga dan pernikahan anda memuaskan.
Banyak keluarga yang memiliki masalah bahkan akhirnya bercerai oleh karena kurangnya komunikasi. Suami dan istri adalah merupakan manusia yang berbeda dalam banyak hal, oleh karena itu masing-masing perlu menyadari perbedaan itu dan belajar bagaimana untuk saling mengerti.
Disamping belajar dari Alkitab secara bersama dan tulisan-tulisan Roh Nubuat yang dapat menciptakan komunikasi yang baik. Saya ingin agar kita belajar bersama-sama dari sebuah buku yang terkenal saat ini, yang mengajarkan bagaimana kita dapat berkomunikasi dengan baik dan berusaha untuk mengerti pasangan kita, buku itu berjudul “Men are from Mars, Women are from Venus.”
3. Koordinasi
Tanpa adanya koordinasi, perkawinan akan menghadapi konflik dan ketegangan; kita akan saling bertentangan satu sama lain. Apakah yang dimaksud dengan koordinasi?
Koordinasi berarti menghitung dengan teliti suatu cara untuk bekerja sama untuk menggunakan kemampuan dan bakat dari pasangan kita. Koordinasi tidak berarti bersaing satu sama lain atau membiarkan seseorang melakukan semua pekerjaan.
Apabila usaha kita sebagai suami-istri dikoordinir, maka kehidupan ini akan berjalan dengan lembut dan semua cinta-cita kita akan tercapai.
4. Pertimbangan
Tidak adanya pertimbangan, dapat melukai perasaan. Ketiadaan pertimbangan adalah merupakan egoisme, dan biasanya seorang yang memiliki sifat egois akan menganggap remeh suatu tim. Sahabat yang benar akan menunjukkan pertimbangan terhadap perasaan, minat, kebutuhan, keinginan, dan pilihan dari pasangannya.
Rasul Petrus dalam 1 Petrus 3:7 mengatakan kepada para suami, agar "hidup bijaksana dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormati mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang."
Ketidakadaan pertimbangan, dapat menghalangi berbagai keinginanmu, sementara pertimbangan yang nyata akan memberikan apa yang kamu inginkan. Ini berlaku untuk kedua-duanya baik bagi suami maupun bagi isteri.
Biasanya kalau kita memiliki pertimbangan dan lebih sensitip kepada pasangan kita, maka diapun akan lebih memiliki timbang rasa dan lebih sensitif kepada kita. Bahkan biasanya apa yang akan kita dapatkan dari pasangan kita akan lebih besar dari apa yang kita berikan kepadanya. Biasanya pertimbangan terhadap satu sama lain akan meningkatkan koordinasi dan komunikasi dalam rumah tangga.
5. Kejelasan
Tanpa adanya visi yang jelas, suatu tim tidak akan memiliki arah dan tujuan. Impian akan memberi kejelasan. Impian-impian memberikan tenaga dan memotivasi , serta memberi harapan.
Seseorang pernah berkata bahwa "jika kamu tidak memiliki tujuan apapun, maka mungkin kamu akan mendapatkannya." Jangan biarkan hal itu terjadi kepada rumah tanggamu.
Perlu masing-maing suami dan istri memiliki impian atau cita-cita yang besar dan bermimpilah secara bersama-sama. Rencanakan untuk masa datang rumah tangga anda dengan kegembiraan dan antisipasi.
Robert F. Kennedy pernah berkata " Beberapa orang melihat berbagai hal sebagaimana adanya, dan kemudian berkata “Mengapa?” Tetapi aku mengimpikan hal-hal yang tidak ada dan berkata “Mengapa bukan?”
Suatu pasangan yang sedang melihat ke arah yang sama dapat berjalan ke depan dengan bergandengan tangan kepada arah yang tertentu disertai dengan kepuasan. Kita semua memerlukan impian, ditambah dengan kerinduan dan keberanian untuk mengejar dan mendapatkan impian kita itu.
Masing-masing kita, mari kita miliki impikan dalam perkawinan kita, miliki impian terhadap anak-anak kita, milikilah impian untuk masyarakat dimana kita akan tinggal, milikilah impian terhadap rumah kita. Singkatnya milikilah impian dan cita-cita yang baik demi kelanggengan rumah tangga dan perkawinanmu. Semua impian-impian dalam perkawinan ini haruslah dipikirkan bersama sebagai satu tim.
Peraturan :
1. Jangan bawa-bawa kekeliruan/kesalahan masa lalu.
(Lukas 6:37)
2. Lebih baik lupakan seluruh dunia ini daripada melupakan satu sama lain.
(Markus 8:36)
3. Jangan pernah pergi tidur dengan membawa suatu argumentasi yang belum
terselesaikan. (Efesus 4:26)
4. Sedikitnya satu kali dalam satu hari, cobalah untuk mengatakan sesuatu yang
sifatnya memberi pujian kepada pasangan mu. (Amsal 15:4)
5. Jangan pernah ada pertemuan tanpa adanya suatu sambutan selamat datang
yang manis. (Kidung Agung 1:2)
6. Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan Tuhan daripada banyak
harta disertai dengan kecemasan. Lebih baik sepiring sayur dengan kasih
daripada lembu tambun dengan kebencian (Amsal 15:16,17)
7. Jika kamu diberi suatu pilihan antara membuat diri anda nampak baik atau
pasanganmu yang nampaknya baik, pilihlah pasanganmu. (Amsal 3:27)
8. Jika pasanganmu menyerang kamu. Belajarlah untuk memaafkannya. (Lukas
17:3,4)
9. Jangan menggunakan iman, Alkitab atau Tuhan sebagai palu. (Yohanes 3:17)