REPUTASI ATAU KARAKTER ?  

Posted by rsagala in

Kata “reputasi” dan kata “karakter” adalah merupakan dua kata yang selalu dicari dan diidam-idamkan oleh banyak orang. Setiap orang ingin memiliki reputasi yang baik dan karakter yang terpuji.

Reputasi dan karakter adalah merupukan kata yang sulit dibedakan bagi sebagian orang. Untuk sebagian orang, reputasi dan karakter nyaris tidak memiliki perbedaan dan jika ada perbedaan diantaranya, mungkin perbedaan itu hanya bagaikan garis atau benang yang sangat tipis.

Ayat yang menjadi renungan kita saat ini saya angkat dari Kitab 1 Samuel 16:7, “Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."

Ayat Alkitab di atas adalah merupakan suatu peristiwa dimana Tuhan mengutus nabi Samuel untuk mencari pengganti Saul, raja Israel yang pertama itu. Urutan demi urutan dari anak-anak Isai telah diperkenalkan kepada Samuel, tapi tak satupun yang layak untuk menggantikan kedudukan Saul sebagai raja. Tuhan berkata kepada nabi Samuel, “jangan pandang parasnya . . . Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah…” Sampai akhirnya tiba kepada Daud, salah seorang anak Isai yang dianggap masih ”bau kencur,” ”tidak berpengalaman, dan hanya seorang gembala,” yang dianggap hanya sebagai ”anak bawang.” Tetapi akhirnya justru Daudlah yang kemudian dianggap Tuhan paling pantas untuk menggantikan Saul menjadi raja Israel. Bahkan catatan Alkitab menyebutkan bahwa Daud, adalah merupakan seorang raja Israel yang besar diantara raja-raja Israel yang pernah ada.

A. Beda Reputasi dan Karakter

Sebagian besar orang merasa tidak ada perbedaan yang signifikan antara reputasi dan karakter, tetapi ternyata ada perbedaan yang sangat besar diantara keduanya. William Hersey Davis menyebutkan perbedaan itu dengan baik sekali.

Berikut ini adalah merupakan perbedaan antara reputasi dan karakter:

Reputasi


Karakter

Lingkungan dimana anda tinggal menentukan reputasi anda

Kebenaran yang anda yakini menentukan karakter anda

Reputasi mengharapkan anda mau jadi seperti apa

Karakter adalah siapa anda sebenarnya

Reputasi adalah foto


Karakter adalah wajah

Reputasi datangnya dari luar

Karakter bertumbuh dari dalam

Reputasi adalah apa yang anda punyai bilamana anda datang ke dalam satu komunitas yang baru

Karakter adalah apa yang anda miliki pada saat anda pergi

Reputasi anda dipelajari dalam hitungan jam

Karakter anda tidak bersinar dalam ukuran waktu satu tahun

Reputasi dibentuk dalam sesaat

Karakter dibangun seumur hidup

Reputasi tumbuh bagaikan jamur

Karakter tumbuh bagaikan pohon ek

Satu lembar koran memberikan laporan mengenai reputasi anda

Kerja keras seumur hidup memberitahukan karakter anda

Reputasi membuat anda kaya atau miskin

Karakter membuat anda bahagia atau menderita

Reputasi adalah apa yang orang lain katakan tentang anda pada batu nisan anda

Karakter adalah apa yang dikatakan oleh para malaikat tentang anda di hadapan Tuhan.

Kita biasanya lebih terkesima melihat reputasi atau nama baik, bahkan penampilan seseorang, daripada melihat karakternya yang sebenarnya. Akibatnya penilaian kitapun menjadi berat sebelah dan bahkan salah!

Salah satu ajang pencarian bakat di tv yang sering sekali ditonton oleh banyak pemirsa adalah American Idol (AI). Saya sangat tertarik melihat penampilan salah seorang peserta AI yang bernama David Archuleta. Dari sejak awal musim kompetisi AI yang ketujuh itu saya sangat menjagokannya untuk menjadi the next American Idol. Semua ketertarikan saya padanya hanya oleh karena ”penampakan luar saja.”

Jika manusia lebih cenderung melihat reputasi (apa yang nampak), maka Tuhan lebih melihat karakter (apa yang tidak nampak). (lihat 1 Sam 16:7 diatas).

Oleh karena manusia begitu mementingkan reputasi dibanding dengan karakater, maka tidak heran sering sekali manusia menggunakan ”topeng,” bahkan berusaha untuk memakainya kemana saja dia pergi, tanpa menggubris ajakan Ariel Peter Pan, ”tapi buka dulu topengmu.”

Beberapa topeng yang sering sekali digunakan oleh manusia adalah: Topeng Kepemilikan, Topeng Intelektualitas, Topeng Sosial, Topeng Moral, Topeng Impresif (yang biasanya sering diperankan oleh para Aktor/Aktris), Topeng Jabatan, Topeng Seksualitas dan berbagai macam topeng-topeng lainnya yang kesemuanya bertujuan hanya untuk menjaga imej dan reputasi.

Allah tidak menginginkan kita untuk menggunakan ”topeng.” Dia mau agar kita hidup sesuai dengan firman-Nya dan hidup dengan memiliki karakter seorang Kristen sejati. Ellen G. White mengajak kita agar hidup benar. Dia menulis, ” Be true to yourself and true to your God, and you will have the favor of God, which is of more value than life itself.” (Letters to Young Lovers, 1983:77,1)

Allah menginginkan umat-umat-Nya untuk memiliki integritas. Dia mau agar kita hidup sempurna (Matius 5:48). Allah mau agar tidak hanya sekedar memiliki reputasi yang baik, tetapi lebih jauh dari itu Dia mengharapkan kita punya karakter yang mulia.

B. Mau Pilih Yang Mana? Reputasi atau Karakter?

Jika saja kepada kita diminta untuk memilih dari antara dua kata ini, yakni reputasi dan karakter, manakah yang anda pilih? Manakah yang paling berharga untuk dimiliki? Apakah reputasi atau karakter?

Menurut saya, orang yang memiliki reputasi yang baik belum tentu memiliki karakter yang baik. Tetapi orang yang yang memiliki karakter yang baik sudah pasti memiliki reputasi yang baik. Memang idealnya sebagai seorang Kristen kita harus memiliki keduanya, yakni karakter yang baik dan saat yang sama reputasi yang baik. Tetapi bagi saya pribadi, sekiranya disuruh untuk memilih salah satu saja diantara keduanya, maka saya akan memilih karakter daripada reputasi.

C. Yusuf Lebih Memilih Karakter dari pada Reputasi

Di antara anak-anak Yakub, hanya Yusuflah yang benar-benar seorang yang baik, sementara saudara-saudaranya dan anak-anak dari selir bapaknya adalah jahat. Mereka itu merupakan satu gang. Malah dua dari antara mereka adalah pembunuh. Untuk beberapa generasi keluarga Yakub ini memiliki reputasi yang jelek. Ketidaksetiaan, perzinahan, dusta, memiliki ilah lain, menipu, melakukan dosa-dosa sex, hubungan sex antara saudara, dan saudara bisa menyebutkan beberapa lagi kejahatan dari keluarga ini. Kemungkinan satu-satunya hukum yang tidak mereka langgar adalah hukum hari Sabat.

Keluarga Yusuf bukanlah merupakan keluarga yang baik. Namunpun demikian Allah telah memilih Yusuf dari antara anggota keluarga yang berantakan ini untuk menyelamatkan umat-umatNya.

Sebenarnya Yusuf punya banyak alasan untuk meneruskan lingkaran kebobrokan rumah tangganya itu. Contoh sehari-hari yang dilihatnya di rumahnya hanyalah kejahatan belaka. Dia telah terlatih untuk melakukan kesalahan. Tetapi Yusuf dapat bangkit dari keadaan itu dengan cara memberi dirinya bagi Kristus. Yusuf tidak hanya sekedar concern kepada ”reputasi” tetapi dia menyadari akan pentingnya membangun ”karakter.”

Pada saat Yusuf dengan liciknya dituduh oleh isteri Potifar dan ia dimasukkan ke dalam penjara, bisa jadi orang berfikir bahwa "reputasi” Yusuf sudah hancur, sebab dia harus menghabiskan waktunya kurang lebih 12 tahun di dalam penjara. Tetapi yang jelas Alkitab menyatakan bahwa ”karakter Yusuf tetap kuat!” Bahkan dalam penjara, ia tidak menderita, dia juga tidak berusaha untuk mencari jalan untuk membalas dendam kepada orang-orang yang telah menyakitinya. Yusuf sadar waktunya akan tiba, bahwa karakter yang baik itu akan muncul pada waktunya dan hal itu tidak akan dapat dibendung.

Benar, apabila waktunya sudah tiba, karakter Yusufpun bersinar dan Alkitab menyebutkan bahwa Yusuf akhirnya menjadi orang nomor 2 yang berkuasa di Mesir.
Saudara, reputasi akan datang dan pergi, tetapi kakrakter akan tetap bertahan meskipun dihempas oleh angin topan kesusahan dan berbagai jenis gossip.

Oleh sebab itu berusalah untuk membangun karakter mulai dari saat ini. Jangan puas hanya memiliki reputasi yang baik, tetapi berusahalah untuk membangun karakter yang mulia. Sebab, ternyata anda tidak akan pernah menyesal untuk memilikinya.

This entry was posted on Sabtu, 02 Agustus 2008 at 18.27 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 komentar

Posting Komentar